Sabtu, Desember 25

Pesan Natal 2010

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Massa dari Forum Solidaritas Kebebasan Beragama, melangsungkan aksi penyalaan lilin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (16/9/2010). Ini merupakan aksi solidaritas terhadap tindak kekerasan yang dialami oleh pemuka Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Ciketing, Bekasi. Mereka menuntut agar Pemerintah bisa menjamin kebebasan beragama dan menjalankan ibadah di Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com  — Gejala kekerasan atas nama agama membuat risau karena menimbulkan budaya kematian daripada budaya cinta yang menghidupkan. Sementara para penanggung jawab publik yang tidak memperjuangkan rakyat adalah sebuah bentuk kejahatan sosial.
Hal ini menjadi pesan Natal bersama Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) tahun 2010. Pesan Natal itu bertema ”Terang yang Sesungguhnya Sedang Datang ke Dunia”. Dalam pesan itu disebutkan bahwa penanggung jawab publik tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat. Sorotan media massa tentang para pejabat publik yang melakukan praktik korupsi dan mafia hukum di segala bidang kehidupan sangat memilukan.
Saat dihubungi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Ketua KWI Mgr Martinus D Situmorang, Rabu (22/12/2010), mengatakan, bangsa Indonesia belum sepenuhnya mengalami terang yang diberikan Allah.
”Inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi umat Kristiani, bahwa sudah saatnya mereka tidak lagi terjebak dalam sikap hidup yang dibatasi dengan ritual atau formalitas saja. Keluarlah melihat dunia nyata dan jadilah terang bagi sesama. Maka, jika setiap umat bisa menunjukkan sikap hidup sebagai warga negara Indonesia yang sejati, hakikatnya dia juga sudah menjadi seorang Kristiani sejati,” kata Martinus.
Terang palsu
Sementara Ketua PGI Pendeta Dr Andreas Yewangoe menambahkan, umat Kristiani harus kritis dan waspada dengan sejumlah pihak yang menyatakan dirinya adalah terang dan jalan kebenaran. Padahal, kemuliaan dan kebenaran ini tidak bisa dicapai secara instan.
”Kemuliaan atau terang sejati itu hakikatnya sudah harus teruji dalam penderitaan Salib. Oleh karenanya, dalam perayaan Natal tahun ini umat Kristiani harus lebih peka melihat terang. Kalau perlu umat Kristiani harus menjadi terang kebenaran bagi sesamanya,” kata Yewangoe. (ONI)
Kompas Cetak

11 Bangunan Bersejarah Di Indonesia

Indonesia banyak bangunan yang menyimpan nilai historis yang luhur, namun sebelas objek di bawah ini juga memiliki nilai arsitektur yang sangat tinggi.
Banyak mata yang sudah mengakui keindahan dan kemegahannya. Bila Anda sedang berlibur ke suatu daerah, tentunya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihat bangunan, jembatan, mesjid atau berbagai peninggalan bersejarah lainnya, yang menjadi trade mark daerah tersebut.

Meskipun banyak yang bukan merupakan hasil karya bangsa ini, tak sedikit bangunan, mesjid bahkan jembatan yang merupakan karya para arsitek negeri sendiri yang memiliki nilai arsitektural yang tinggi. Kali ini kami khusus mengajak Anda "berwisata" ke berbagai peninggalan bersejarah tersebut yang tersebar di beberapa daerah.


Istana Maimun

Istana Maimun telah dinobatkan sebagai bangunan terindah di Kota Medan, Sumatera Utara. Terletak di kawasan Jl. Brigjen Katamso, istana megah ini selesai dibangun sekitar tahun 1888 dan merupakan warisan dari Sultan Deli Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Sapuan warna kuning pada gedung ini merupakan warna khas Melayu.

Arsitekturnya yang unik adalah daya tarik utama dari Istana Maimun. Pengaruh Eropa terlihat jelas pada balairung atau ruang tamu, jendela, pintu dan sebuah prasasti di depan tangga yang bertuliskan huruf Latin, berbahasa Belanda. Sedangkan, ciri Islam muncul pada atapnya yang bergaya Persia yang melengkung, style yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.


Bagian dalam Istana Maimun juga menarik untuk disusuri. Di balik dinding-dindingnya yang kokoh, terdapat puluhan kamar yang tersebar di dua lantai. Kemegahan pun terlihat pada singgasana, lampu kristal Eropa, kursi, meja maupun lemari. Foto-foto keluarga, senjata-senjata kuno, termasuk ruang penjara, juga ada di istana ini. Walaupun masih menyimpan benda-benda bernilai sejarah, Istana Maimun masih membolehkan wisatawan untuk berkunjung dan menikmati kemegahan sekaligus menyelami kejayaan Kesultanan Deli masa lalu.

Senin, Desember 20

Timnas Jadi Beda

Oleh: dr Phaidon Lumban Toruan 
KOMPAS.com — Luar biasa! Tim nasional berhasil mengoleksi empat kemenangan berturut-turut di ajang Piala AFF. Terakhir adalah saat melawan Filipina, yang katanya memiliki sembilan pemain naturalisasi. Semua lawan yang telah merasakan keperkasaan Firman Utina dan kawan-kawan saat ini mungkin cukup terperangah melihat tim sebuah negara besar yang sudah lama absen dari prestasi tiba-tiba tampil berbeda.
Kemenangan yang bukan main-main. Menundukkan Malaysia 5-1, mencukur Laos 6-0 (yang mampu menahan Thailand 2-2), dan menaklukkan Thailand 2-1 (salah satu tim terkuat di Asia Tenggara), dan terakhir menang atas Filipina 1-0 di semifinal leg pertama adalah bukti keperkasaan itu.
Apa rahasia besar dari semua ini? Tentu ini adalah hasil kegigihan semua pemain di lapangan serta peran besar seorang Alfred Riedl, sang pelatih kepala, yang dibantu asisten Wolfgang Pikal dan Widodo C Putro. Tapi, apalagi?
Pasti ada sesuatu yang baru bukan? Masalahnya bukan sekali karena Indonesia menggunakan jasa tenaga pelatih asing. Bahkan negara yang disegani di Asia Tenggara, Thailand, menggunakan jasa pelatih ”bule” sekaliber Bryan Robson pun harus angkat koper lebih awal.
Apa yang berbeda?
Sejak PSSI menunjuk Iman Arif sebagai Direktur Badan Tim Nasional (BTN),  ia secara intensif membentuk suatu tim yang terdiri atas para profesional. Ia melibatkan banyak orang dengan latar belakang  profesional di perusahaan multinasional. Orang-orang pilihan ini menempati semua divisi, mulai dari sekretaris direksi, direktur administrasi, direktur  keuangan, direktur marketing, direktur talent scouting, dan direktur sport science.
Iman melakukan perubahan radikal di semua lini dan menerapkan true management. True management di perusahaan multinasional seperti yang dikomandoi ImanArif senantiasa menerapkan management science dalam pekerjaan sehari-harinya.
Iman saat ini tidak lagi menjabat Direktur BTN, tetapi kini bertugas sebagai Direktur Teknis di bawah direktur baru BTN, Nirwan Bakrie. Saya sendiri pernah menjabat direktur sport science di BTN.  Tetapi, saat ini saya lebih banyak membantu Iman membuat rancangan strategis untuk meningkatkan, bukan hanya kualitas tim nasional, melainkan juga melakukan transfer knowledge ke seluruh insan sepak bola di Indonesia.
Artinya, Badan Tim Nasional  bekerja mengumpulkan semua ilmu pengetahuan yang menunjang prestasi sepak bola (bisa dibilang kulakan ilmu), melakukan cara-cara  aplikasi ilmu pengetahuan tersebut sesuai dengan kondisi di Indonesia. Keberadaan organisasi divisi sport science di Badan Tim Nasional  merupakan bagian dari pelaksanaan rekomendasi sarasehan sepak bola nasional di Malang beberapa waktu lalu.
Ada beberapa stretegi sport science yang diformulasikan buat timnas. Strategi pertama adalah melakukan aplikasi sport medicine dibantu beberapa profesional. Apa yang dilakukan dalam disiplin ilmu ini adalah melakukan pemeriksaan awal, baik pemeriksaan fisik, laboratorium, dan musculoskeletal (sendi dan/atau otot).
Dengan pemeriksaan ini, data pemain yang dinyatakan oleh tim sport medicine tidak fit diserahkan kepada Alfred sebagai pelatih kepala sehingga saat menyusun tim, bisa mengantisipasi pemain-pemain yang bermasalah secara kesehatan agar tidak mengganggu program kerjanya.
Usaha ini tentu perlu kesabaran karena tim memeriksa puluhan pemain yang secara kasatmata merupakan yang terbaik di Indonesia. Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah adanya penilaian kondisi fisik pemain sehingga timnas yang terbentuk terdiri atas pemain yang fit untuk pelatihan.